1. Museum Aceh
Museum Aceh didirikan pada masa pemerintahan Hindia Belanda, yang pemakaiannya diresmikan oleh Gubernur Sipil dan Militer Aceh Jenderal H.N.A. Swart pada tanggal 31 Juli 1915. Pada waktu itu bangunannya berupa sebuah bangunan Rumah Tradisional Aceh (Rumoh Aceh). Bangunan tersebut berasal dari Paviliun Aceh yang ditempatkan di arena Pameran Kolonial (De Koloniale Tentoonsteling) di Semarang pada tanggal 13 Agustus - 15 November 1914.
Museum Aceh tempo dulu
Sejalan dengan program Pemerintah tentang pengembangan kebudayaan, khususnya pengembangan permuseuman, sejak tahun 1974 Museum Aceh telah mendapat biaya Pelita melalui Proyek Rehabilitasi dan Perluasan Museum Daerah Istimewa Aceh. Melalui Proyek Pelita telah berhasil direhabilitasi bangunan lama dan sekaligus dengan pengadaan bangunan-bangunan baru. Bangunan baru yang telah didirikan itu gedung pameran tetap, gedung pertemuan, gedung pameran temporer dan perpustakaan, laboratorium dan rumah dinas.
Selain untuk pembangunan sarana/gedung Museum, dengan biaya Pelita telah pula diusahakan pengadaan koleksi, untuk menambah koleksi yang ada. Koleksi yang telah dapat dikumpulkan, secara berangsur-angsur diadakan penelitian dan hasilnya diterbitkan guna dipublikasikan secara luas.
Museum Aceh sekarang
Cakra Donya
2. Museum Tsunami Aceh
Museum Tsunami Aceh adalah museum yang didirikan di Banda Aceh, untuk mengenang gempa bumi Samudra Hindia 2004 serta menjadi pusat pendidikan dan tempat perlindungan dari tsunami.
Museum ini didesain oleh arsitek Indonesia Ridwan Kamil, Museum Tsunami Aceh menampilkan simulasi elektronik gempa bumi Samudra Hindia 2004, foto-foto korban dan kisah dari korban selamat.
Konsep yang ditawarkan arsitek ini, dengan menggabungkan rumoh Aceh (rumoh bertipe panggung) dikawinkan dengan konsep escape building hill atau bukit untuk menyelamatkan diri, sea waves atau analogi amuk gelombang tsunami, tari tradisional saman, cahaya Allah, serta taman terbuka berkonsep masyarakat urban. Museum ini terdiri dari 3 lantai dan 1 lantai dasar. Uniknya, lantai 1 merupakan area terbuka yang bisa di lihat dari luar, buat duduk nyantai, buat foto-foto dan segala macem deh.
Adapun fungsi dibangunnya Museum Tsunami Aceh ini adalah :
- Sebagai objek sejarah, dimana museum tsunami akan menjadi pusat penelitian dan pembelajaran tentang bencana tsunami.
- Sebagai simbol kekuatan masyarakat Aceh dalam menghadapi bencana tsunami.
- Sebagai warisan kepada generasi mendatang di Aceh dalam bentuk pesan bahwa di daerahnya pernah terjadi tsunami.
- Untuk mengingatkan bahaya bencana gempa bumi dan tsunami yang mengancam wilayah Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia terletak di “Cincin Api” Pasifik, sabuk gunung berapi, dan jalur yang mengelilingi Basin Pasifik. Wilayah cincin api merupakan daerah yang sering diterjang gempa bumi yang dapat memicu tsunami.
Saat ini, museum Tsunami Aceh telah dibuka untuk umum. Jadi bagi yang ingin merasakan bagaimana suasananya ketika tsunami menghempas Aceh, datanglah ke Museum Tsunami Aceh.
Berikut beberapa foto museum Tsunami Aceh:
Sumber:
wikipedia.com
museum.acehprov.go.id
aneukagamaceh.blogspot.com
photobucket.com
funlifebeauty.wordpress.com
Selamat Datang ke Kota Banda Aceh
Visit Banda Aceh
Wisata
Museum
Hotel
KulinerAceh Tourism
Sejarah Aceh
Kuliner Aceh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar