Museum Kota Banda Aceh

Museum sangatlah dibutuhkan bagi masyarakat sebagai sarana pendidikan untuk mengenalkan peninggalan bersejarah dan adat istiadat suatu daerah. Di Kota Banda Aceh terdapat beberapa museum yang menjadi salah satu tujuan wisata. Berikut adalah museum yang berada di Kota Banda Aceh.


1. Museum Aceh

Museum Aceh didirikan pada masa pemerintahan Hindia Belanda, yang pemakaiannya diresmikan oleh Gubernur Sipil dan Militer Aceh Jenderal H.N.A. Swart pada tanggal 31 Juli 1915. Pada waktu itu bangunannya berupa sebuah bangunan Rumah Tradisional Aceh (Rumoh Aceh). Bangunan tersebut berasal dari Paviliun Aceh yang ditempatkan di arena Pameran Kolonial (De Koloniale Tentoonsteling) di Semarang pada tanggal 13 Agustus - 15 November 1914.

Museum Aceh tempo dulu

Setelah Indonesia merdeka, Museum Aceh menjadi milik Pemerintah Daerah Aceh yang pengelolaannya diserahkan kepada Pemerintah Daerah Tk. II Banda Aceh. Pada tahun 1969 atas prakarsa T. Hamzah Bendahara, Museum Aceh dipindahkan dari tempatnya yang lama (Blang Padang) ke tempatnya yang sekarang ini, di Jalan Sultan Alaidin Mahmudsyah pada tanah seluas 10.800 m2. Setelah pemindahan ini pengelolaannya diserahkan kepada Badan Pembina Rumpun Iskandarmuda (BAPERIS) Pusat.


Sejalan dengan program Pemerintah tentang pengembangan kebudayaan, khususnya pengembangan permuseuman, sejak tahun 1974 Museum Aceh telah mendapat biaya Pelita melalui Proyek Rehabilitasi dan Perluasan Museum Daerah Istimewa Aceh. Melalui Proyek Pelita telah berhasil direhabilitasi bangunan lama dan sekaligus dengan pengadaan bangunan-bangunan baru. Bangunan baru yang telah didirikan itu gedung pameran tetap, gedung pertemuan, gedung pameran temporer dan perpustakaan, laboratorium dan rumah dinas.

Selain untuk pembangunan sarana/gedung  Museum, dengan biaya Pelita telah pula diusahakan pengadaan koleksi, untuk menambah koleksi yang ada. Koleksi yang telah dapat dikumpulkan, secara berangsur-angsur diadakan penelitian dan hasilnya diterbitkan guna dipublikasikan secara luas.

Museum Aceh sekarang

Salah satu peninggalan yang sangat bersejarah dalah komplek Museum Aceh adalah Cakra Donya, lonceng besar  pemberian Kaisar Tiongkok, pada abad ke-15 kepada Raja Pasai. Ketika Pasai ditaklukkan oleh Aceh Darussalam pada tahun 1524, lonceng ini dibawa ke Kerajaan Aceh. Pada awalnya lonceng ini ditaruh diatas kapal Sultan Iskandar Muda yang bernama "Cakra Donya".

  
Cakra Donya


2. Museum Tsunami Aceh


Museum Tsunami Aceh adalah museum yang didirikan di Banda Aceh, untuk mengenang gempa bumi Samudra Hindia 2004 serta menjadi pusat pendidikan dan tempat perlindungan dari tsunami.
Museum ini didesain oleh arsitek Indonesia  Ridwan Kamil, Museum Tsunami Aceh menampilkan simulasi elektronik gempa bumi Samudra Hindia 2004, foto-foto korban dan kisah dari korban selamat.

Konsep yang ditawarkan arsitek ini, dengan menggabungkan rumoh Aceh (rumoh bertipe panggung) dikawinkan dengan konsep escape building hill atau bukit untuk menyelamatkan diri, sea waves atau analogi amuk gelombang tsunami, tari tradisional saman, cahaya Allah, serta taman terbuka berkonsep masyarakat urban. Museum ini terdiri dari 3 lantai dan 1 lantai dasar. Uniknya, lantai 1 merupakan area terbuka yang bisa di lihat dari luar, buat duduk nyantai, buat foto-foto dan segala macem deh.
Adapun fungsi dibangunnya Museum Tsunami Aceh ini adalah :
  1. Sebagai objek sejarah, dimana museum tsunami akan menjadi pusat penelitian dan pembelajaran tentang bencana tsunami.
  2. Sebagai simbol kekuatan masyarakat Aceh dalam menghadapi bencana tsunami.
  3. Sebagai warisan kepada generasi mendatang di Aceh dalam bentuk pesan bahwa di daerahnya pernah terjadi tsunami.
  4. Untuk mengingatkan bahaya bencana gempa bumi dan tsunami yang mengancam wilayah Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia terletak di “Cincin Api” Pasifik, sabuk gunung berapi, dan jalur yang mengelilingi Basin Pasifik. Wilayah cincin api merupakan daerah yang sering diterjang gempa bumi yang dapat memicu tsunami.
Lokasi Museum Tsunami Aceh terletak di Ibukota Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yaitu Kotamadya Banda Aceh di Jalan Sultan Iskandarmuda dekat simpang jam, di seberang lapangan Blang Padang, persisnya di bekas kantor Dinas Peternakan Aceh sebelah pemakaman kuburan Belanda (Kerkhoff).

Saat ini, museum Tsunami Aceh telah dibuka untuk umum. Jadi bagi yang ingin merasakan bagaimana suasananya ketika tsunami menghempas Aceh, datanglah ke Museum Tsunami Aceh.

Berikut beberapa foto museum Tsunami Aceh:















Sumber:
wikipedia.com
museum.acehprov.go.id
aneukagamaceh.blogspot.com
photobucket.com
funlifebeauty.wordpress.com

Selamat Datang ke Kota Banda Aceh
Visit Banda Aceh
Wisata
Museum
Hotel 
Kuliner
Aceh Tourism
Sejarah Aceh
Kuliner Aceh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar